Tawuran di Tallo Makassar Renggut Nyawa, Tujuh Rumah Hangus Terbakar
Makassar (Sulawesi Selatan), dimensitivinews.com.
Tawuran antar kelompok kembali pecah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2025). Akibatnya, seorang warga bernama Nur Syam alias Sutte meninggal dunia dan tujuh rumah hangus terbakar.
Kepolisian Resor Kota Besar Makassar masih menyelidiki penyebab pasti tawuran maut ini. "Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan. Kami belum bisa mengambil kesimpulan pasti. Anggota sudah turun semua," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi Devi Sujana, kepada wartawan.
Korban Nur Syam alias Sutte, dilaporkan terkena tembakan senapan angin pada tawuran sebelumnya yang terjadi Minggu (16/11) malam. Sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (18/11).
"Iya, perkiraan sementara korban terkena tembakan senapan angin di kepala. Tapi ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut," jelas Kapolsek Tallo, Ajun Komisaris Polisi Syamsuardi.
Tawuran kembali pecah di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, pada Selasa (18/11) siang. Perang kelompok ini diwarnai saling serang menggunakan batu, busur panah, hingga petasan, yang mengakibatkan tujuh rumah warga terbakar.
Kepala Bidang Operasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Makassar, Cakrawala, menduga kebakaran tersebut disengaja. "Di lokasi kejadian, kami menemukan jeriken berisi bahan bakar. Saat tawuran berlangsung, banyak juga ledakan petasan," ungkap Cakrawala.
AKBP Devi Sujana menambahkan, aparat kepolisian sebenarnya sudah disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi tawuran. Namun, petugas kerap mendapat perlawanan saat hendak membubarkan massa.
"Polisi selalu hadir mencegah, walaupun dalam prosesnya kami sering mendapatkan perlawanan dari pihak yang bertikai. Bahkan, tak jarang kami mendapatkan perlawanan dari warga sekitar, termasuk ibu-ibu, yang menghambat pengamanan," jelasnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dan terlibat dalam tawuran. Devi menekankan, perang kelompok dapat dicegah jika ada kesadaran dari masyarakat setempat.
(Arfah Adha Mansyur)





